❤ Pelajarilah Ilmu, karena mempelajarinya karena Allah adalah khasyah, Menuntutnya adalah ibadah, mempelajarinya adalah Tasbih, mencarinya adalah Jihad, Mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahui adalah Shadaqah, menyerahkan kepada ahlinya adalah Taqarrub. Ilmu adalah teman dekat dalam kesendirian dan sahabat dalam kesunyian ❤ – Muadz bin Jabal Radhiyyallahu anhu -

Friday, December 12

khutbatul hajat

Mengapa setiap awal dakwah para asatidz selalu mengawali do'anya dengan surat al-imran 102, an-nisaa 1, al-ahzab 70-71, dan hadist nabi mengenai sesatnya bid'ah?


a. Pengertian Khutbah Hajat
Khutbah artinya berpidato atau berceramah atau muhaadlarah. Sedangkan hajat artinya keperluan. Menurut Syara' (Agama) yang dimaksud dengan khutbatul hajat ialah; "Pembukaan atau awal pembicaraan dengan lisan atau tulisan yang dimulai dengan puji-pujian dan sanjungan kepada Allah serta membaca tasyahhud (dua kalimat syahadat). Untuk keperluan (hajat) seperti berkuthbah Jum'at, khutbah nikah, bertabligh, muhaadlarah, mengajar, memberikan kuliah dan menulis dan lain-lain."



b. Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam berkhutbah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selalu memulai khutbahnya dengan mengucapkan puji-pujian dan sanjungan kepada Allah serta ber-tasyahhud sebagaimana telah diriwayatkan oleh jamaah para shahabat. Juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan puji-pujian dan sanjungan kepada Allah ketika mengakhiri sebuah majelis.

c. Hadits-hadits tentang khutbah hajat dan bacaan di akhir majelis.
Di bawah ini saya bawakan dua buah haditsnya saja, untuk selengkapnya antum bisa merujuk langsung ke bukunya.

Dari Abdullah Ibnu Mas'ud radiallahu 'anhu, dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada kami tasyahhud di dalam shalat dan tasyahhud di dalam hajat (di dalam riwayat yang lain diterangkan: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada kami khutbah hajat). Beliau bersabda "Tasyahhud di dalam shalat:
Attahiyyaatu lillahi... (yakni tahiyyat di dalam shalat seperti yang biasa kita baca sampai syahadatain), sedangkan tasyahhud di dalam hajat ialah:
Innal hamda lillahi... (di dalam riwayat yang lain lafadznya "Alhamdulillahi...," dan di dalam riwayat yang lain lagi lafadznya Anilhamdu lillahi...) nahmaduhu wanastaghfiruhu wa na'udzubillahi minsyuruuri anfusinaa wa min sayyiati a'malina, ma yahdillahi fala mudhillalahu wa may yudhlil fala haadiyallah, wa asyhadu alla ilahaillallahu wahdahu la syarikalahu wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuluhu. (Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya dan kami memohon pertolongan kepada-Nya. Dan kami berlindung kepada Allah dari kejahatan-kejahatan diri kami dan dari kesalahan-kesalahan perbuatan kami. barang siapa yang Alla pimpin dia, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barang siapa yang Allah sesatkan dia, maka tidak ada yang dapat memimpinnya. Dan aku bersaksi bahwa tidak ada satu pun tuhan kecuali Allah sendiri yang tiada satupun sekutu baginya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya)." Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wa sallam membaca tiga ayat (Al Qur'an):
1. Surat Ali Imran : 102
2. Surat An Nisaa : 1
3. Surat Al Ahzab : 70-71.

(Hadits Shahih riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah, Ahmad, Ad Daarimi, Ath Thahawi, Hakim, Baihaqiy, Abdurrazaq dan Ibnu Abi 'Ashim).

Dari Abi Barzah, dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengucapkan di akhir urusannya apabila beliau shallallahu 'alaihi wa sallam hendak berdiri dari majelis; "Subhanakallahuma wa bihamdika, asyhadu alla ilaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik (Maha Suci Engkau ya Allah dan segala puji bagiMu, aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan Engkau. Aku memohon ampun kepadaMu dan aku bertobat kepadaMu)." lalu seseorang bertanya; "Ya Rasulullah! Sesungguhnya engkau tadi mengucapkan satu perkataan yang belum pernah engkau ucapkan sebelumnya!?" Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab; "Bacaan itu sebagai penebus dosa/kesalahan yang terjadi di dalam majelis tadi." (Hadits shahih riwayat Abu Dawud no. 4859)"


***
ustadz abdul hakim bin amir abdat dalam Al-masaa-il jilid 1 masalah no1 (khutbatul hajat)
milist assunnah

















No comments: